mahasiswa pragmatis versus idealis
IDEALIS Versus PRAGMATIS
Sering terpikirkan dalam benak saya ketika saya masih menginjak bangku kuliah di sistem informasi di Institut Teknology 10 November Surabaya (ITS Surabaya). Saya termasuk orang yang egois dan apatis dan selalu berusaha melawan sistem yang telah ada. Dalam benak saya selalu terpikirkan apakah tujuan saya kedepan ini akankah saya akan menjadi mahasiswa yang idealis ataukah menjadi mahasiswa pragmatis.
Saya sering mendengarkan orang mengatakan hal-hal negatif mengenai orang yang punya IDEALISME tertentu. Entah itu dari sindiran hingga secara terang-terangan telah banyak ditunjukkan kepada orang-orang yang mempunyai kesetiaan tertentu terhadap ide yang yang mereka yakini benar. Orang-orang indonesia, terutama sekali masyarakat perkotaan, menganggap bahwa idealisme adalah suatu konsep yang harus ditinggalkan jauh dalam menjalankan hidup agar mendapatkan hidup yang baik. Benarkah itu?
Sebelum menilai antara mahaiswa atau seseorang atau bahkan kelompok yang idealis atau pragmatis maka alangkah baiknya saya memberikan sedikit ulasan antara idealis dengan pragmatis.
Idealisme adalah suatu keyakinan atas suatu hal yang dianggap benar oleh individu yang bersangkutan dengan bersumber dari sebuah pengalaman, pendidikan, kultur budaya, maupun kebiasaan. Idealisme akan tumbuh secara perlahan dalam jiwa seseorang dan termanifestasikan dalam sebuah bentuk perilaku,kemudian sikap, ide, maupun cara berpikir dari orang atau sekelompok orang tersebut.
Pengaruh idealisme tidak hanya terbatas pada tingkat individu, tapi juga hingga ke tingkat negara. Nilai-nilai idealisme mempengaruhi individu contohnya adalah keyakinan mengenai pola hidup, nilai-nilai kebenaran, gaya mengasuh anak, karir dan sebagainya. Sedangkan idealisme pada tingkat negara adalah seperti ideologi Pancasila, Komunisme, Liberalisme dan masih banyak lagi.
Pentingnya idealisme pada pembentukan karakter mahasiswa adalah akan menciptakan mahasiswa yang berpola pikir kritis. Bukan berarti idealisme akan terus bersikeras mengikuti pemahamannya akan suatu masalah. Idealis berarti memiliki pemahaman yang berkarakter. Hal seperti itu akan menjadi lebih baik daripada hanya sekedar menjadi manusia yang tidak berkembang.
Idealisme memang memiliki kekurangan atau dampak negatif. Kekurangan itu adalah jika seseorang idealis bertemu dengan orang idealis lainnya. Maka akan saling mempertahankan pemahaman masing-masing. Dampak inilah yang menyebabkan terjadinya pertentangan akan pemahaman satu sama lain. Untuk itu mahasiswa berkarakter juga memerlukan sikap toleran agar tidak terjadi pertentangan dari pemahaman yang lain. berusaha mengambil dampak positif dari pemahaman idealis tersebut. Tidak salah menjadi idealis, akan tetapi menjadi terlalu idealislah yang menyebabkan masalah.
Sedangkan pragmatisme berarti pemahaman yang bersifat langsung bagaimana penerapannya sesuai dengan keadaan. Pragmatisme dapat diartikan juga sebagai motivasi. Yang berarti orang yang berpemahaman seperti ini akan selalu mempunyai motivasi untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia akan melakukan semua yang menurutnya benar untuk mencapai keinginannya.
Menurut Abraham Maslow (1943;1970) manusia melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam tgeori hierarki of need menyatakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. (serbasejarah,2011)
Pemahaman seperti ini juga mempunyai kekurangan dan kelebihan dalam penerapanny. Jika seorang mahasiswa memiliki karakter seorang pragmatisme berarti ia akan selalu melakukan apapun demi mencapai keinginannya. Positifnya ia akan selalu berusaha dalam pencapaiannya. Negatifnya ia akan melakukan apapun sehingga tidak mengindahkan batasan-batasan pada pencapaiannya. Pemahaman seperti ini harus dibarengui dengan pemahaman moral dan etika.
Dari kedua pemahaman diatas,jika mahasiswa penerus bangsa ini ditanamkan karakter yang berbeda secara bersamaan, dengan pertimbangan sisi positif dari kedua pemahaman tersebut, maka akan tercipta penerus bangsa yang berkarakter membangun bangsa. Idealisme yang mempunyai pemahaman akan cita-cita dan perubah. Pragmatisme yang mempunyai pemahaman selalu memotivasi bersungguh-sungguh dan tekun. Jika kedua pemahaman ini ditanamkan sehingga menghasilkan penerus bangsa yang berkarakter membangun. Tidak perlu diragukan lagi, ,mahasiswa bangsa ini tidak perlu lagi bersitegang masalah pendapat dan pemahaman mereka sehingga menyebabkan terjadinya kerusuhan. Sehingga dapat mengurangi tingkat kerusuhan dan tumpah darah yang konyol. Karakter yang selalu membangun ini, akan menumbuhkan peikiran-pemikiran yang inovatif dan kesungguhan dalam pelaksanaannya. Demi bangsa, bersama-sama, bergandeng tangan, untuk Indonesia LEBIH MAJU!!!!!!
Daftar Pustaka :
Serbasejarah.2011.Melawan Pragmatisme
http://serbasejarah.wordpress.com/2011/06/06/melawan-pragmatisme/ . (20 Oktober 2011)
No comments:
Post a Comment